CHAPTER 356: TERIMA KASIH, TUHAN!
Saat itu hingga di awal Mei 2024, memang telah kuniatkan dan bahkan menjadi doa, agar penggalan kisah mangkal di pinggiran rel dekat rumah komedian Denny Cagur yang terletak antara stasiun Pasar Minggu dan stasiun Pasar Minggu Baru itu, akan dapat menjadi kenangan secepatnya. Sebuah bingkai perjalanan hidupku yang rasanya seperti merasasakan pengalaman langsung menjadi tokoh George yang diperankan Richard Gere di "Time Out of Mind" (2014) dan atau juga seperti tokoh Chris Gardner yang diperankan Will Smith di "The Pursuit of Happyness" (2006).
Di bekas tempat mangkalku itu, aku juga dapat melihat dari dalam gerbong Commuter Line, masih ada beberapa Starmover warna biru dengan logo burung di atas kapnya yang mangkal di tempat itu juga. Empati yang mendalam kubersitkan ke mereka, sambil berharap dan bahkan berdoa, semoga rasa kehidupan yang mereka tengah alami dan jalani bisa jauh lebih baik dibanding yang aku dapatkan dulu, Amiiin.
Selang beberapa saat dari itu, KRL yang aku tumpangi juga sempat melintasi pool yang terletak di belakang sebuah Mall. Aku juga sempat melihat jalanan sunyi yang selalu aku lintasi lebih kurang dua bulan lebih sedikit. Sebuah jalan kelam, tentang perjuangan hidup yang terasa seperti jalan buntu.
Aku sempat berpikir beberapa kali kala itu, jika aku telah habis dan harus menghadapi jalan buntu.
Tapi rupanya lagi-lagi aku salah dan keliru. Ya, Tuhan itu ada keajaibanNya dan dapat mengubah serta merta kehidupan kita, seketika kapan Dia mau dan berkenan.
Tidak berapa lama, bahkan sangat cepat, kini alhamdulillah aku telah menjalani peran baru. Alhamdulillah.
Ya, aku sangat percaya, tidak ada kejadian yang kebetulan terjadi tanpa hikmah dan pelajaran di dalamnya. Pengalaman itu menurutku telah mengajarkan aku sangat atau setidaknnya cukup, tentang perasaan untuk lebih rendah hati, perasaan yang lebih tenang dan tidak terburu-buru, serta kemampuan diri untuk menata dan mengatur derap letup emosi untuk lebih tenang dan stabil.
Ya, tidak ada yang perlu grasak-grusuk, meletup-letup, atau bahkan sampai menepuk dada dan mengangkat dagu atas peristiwa apapun.
Cukup jalani sebaik-baiknya, perbaiki kualitas ibadah, tetap percaya dan bersyukur padaNya, hingga setiap lembaran kelam atau rasa sesak di dada dapat berubah sewaktu-waktu menjadi senang kembali.
Setiap mendung, awan kelam, dan bahkan hujan badai yang teramat deras sekalipun, akan dapat berubah dengan nuansa pelangi, langit biru, cuaca cerah, dan angin sejuk, setelahnya.
Terima kasih, Tuhan! Terima kasih.
Semoga aku dapat menjadi pribadi yang bisa dan dapat bersyukur selalu. Demikian pula doa yang sama kupanjatkan untuk istri dan anak turun selalu, Aamiiiin Allahumma Aamiiin.
-
Bogor, pukul 4 subuh, 5 Juni 2024
Komentar
Posting Komentar