CHAPTER 385: NIKMATI ATAU HADAPI PROSESNYA, DAN TERUSLAH BERJALAN!

Di antara perjalanan negeri yang semakin gaduh, ayah kembali membutuhkan ruang hening. Sudah banyak kebijakan yang ngawur di luar sana, upaya pembodohan berkelanjutan, manipulasi data dan fakta sebenarnya demi tampilan baik yang artifisial ke hadapan publik. 

Hal-hal seperti itu bukan ayah gak peduli, cuma serapan informasi yang deras menurut ayah hanya berpotensi jadi endapan yang terus menumpuk di pikiran dan hati, lalu dapat membuat langkah kaki bertambah berat saat ingin memulai langkah di pagi hari. 

Kenapa jadi endapan? Karena mau disalurkan kemana juga coba, saluran pengaduan tidak pernah jelas. Kalau pun ada anulir kebijakan, karena biasanya ada suara viral yang memaksa pembuat kebijakan ketar-ketir dan berubah pikiran mengikuti kemauan publik.

Lha, segitu memang kualitas orang-orang pemerintahan saat ini.. 

Orang-orang yang merugikan bandar judi malah ditangkap, pejabat kepala daerah yang semena-mena menaikkan biaya pajak bumi bangunan, kepala negara yang serta merta dapat mengubah keputusan hukum, data fakta kemiskinan versi negara yang berbeda dengan temuan internasional, orang-orang berperangai jahat dan provakatif sebagai pemecah belah diberi panggung oleh negara dan media, plus segala cara dan celah yang terus mau diblokade dalam bentuk skema pajak oleh pemerintah. 

Kurang apa tempaan ujian dan cobaan bagi masyarakat negeri ini oleh para penyelenggara negara sejak lama. Ya, buku-buku sejarah belum pernah mengungkapkan jika bentuk penjajahan terlama yah oleh londo-londo ireng canjuk itu.  

Di tengah tekanan-tekanan situasi sosial dan kebijakan pemerintah, buat ayah upaya untuk membuat pikiran dan hati tetap sehat tentu menjadi skala prioritas. 

-

Selepas perjalanan perayaan ulang tahun pernikahan ke-18 ke Bandung beberapa hari lalu dengan Bu Yon, bersama Wyatt, ayah seperti mendapat insight baru untuk dapat lebih menikmati setiap ruang proses. Bukan terbuai atau terlena apalagi berhenti, tetap berjalan ke depan kok. 

Ya mungkin saja ini bentuk kesabaran baru atau bisa jadi kesadaran yang lebih tinggi, jika tidak ada perlu grasak-grusuk setelah melewati sekian badai. Toh, di sepanjang perjalanan juga ada banyak hikmah dan karunia luar biasa dariNya. 

Tadi pagi Jumat 8 Agustus 2025 dalam perjalanan di Busway 6U dari Pasar Minggu menuju tempat kerja timbul pertanyaan, "Apakah hanya perlu menikmati setiap proses yang tengah dijalani, bagaimana jika situasi kondisinya lagi berat seperti tahun lalu pas di Kalibata?"

Iya juga, memang gak harus selalu dinikmati, terkadang memang harus dihadapi saat lagi pahit. Namun kelanjutan sepertinya tetap sama kok, yaitu tetap melangkah sambil berdoa untuk tetap bersyukur padaNya. Ujian itu adalah yang menempa kita jadi manusia yang lebih kuat, lebih sabar, dan lebih ikhlas. 

Badai ataupun kenikmatan silih berganti hadir, tapi ujungnya tetap sama yaitu menjadi manusia yang lebih kuat dan lebih berbahagia setelahnya. 

Setelah sekian lama berjalan, ayah rasa perjalanan sejauh ini tetap harus disyukuri sebagai sebuah pencapaian. Apapun hasilnya, insya Allah alhamdulillah dan terima kasih pada Tuhan.   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 384: PERAYAAN 18 TAHUN PERNIKAHAN

CHAPTER 172: TERIMA KASIH KURSI LAMA - SELAMAT DATANG KURSI BARU

CHAPTER 167: NGERAYAIN TAHUN BARU 2022 PADA NGAPAIN?