CHAPTER 377: KEMBALI KE JALAN SUNYI

Ya, tidak ada yang istimewa saat ini, nak. Saat menulis ini, ayah justru tengah menata kembali emosi dan cara pandang. Tidak merepotkan sih sebenarnya, karena beragam pukulan kehidupan yang sudah pernah terjadi ternyata sudah berhasil membuat ayah setangguh dan setenang itu. 

Mudah? Tentu tidak. Ini lebih kepada pasrah, jika ternyata satu-satunya kepercayaan pada manusia yang ayah punya dan titipkan kepada manusia, harus porak-poranda. Sudah sulit untuk kembali, di cobaan beberapa bulan lalu waktu Bundamu sempat ingin berpisah dari ayah, lalu kemudian dia batalkan sebenarnya telah membuat level kepercayaan ayah padanya sudah luruh ke 70 persen. Saat ini tentu jauh lebih rendah lagi. 

Semalam ayah terjaga sebelum pukul 12 malam, baru berangkat tidur setelah Tahajjud sekitar pukul dua dini hari. Lalu bangun lagi pukul empat lewat dikit. 

Satu hal yang ayah ingin sampaikan kepada kalian sebagai pesan, yaitu janganlah merusak level kepercayaan seseorang. Apalagi jika dia menaruh kepercayaan yang sedemikian tinggi padamu. Jika dirusak, sebenarnya yang hilang dan pergi bukan hanya nilai kepercayaan itu sendiri, tapi juga sebenarnya kau telah mendegradasi dirimu sendiri sebagai seorang pengkhianat bernilai rendah. 

Tidak ada kata terlambat sebenarnya untuk terus memperbaiki diri sendiri, namanya juga hidup adalah perjalanan. Namun yang pasti bekas luka yang dalam itu tidak mungkin hilang, sekalipun ayah masih punya komitmen untuk melanjutkan bersama. 

Ya, tidak ada kejadian yang tidak menghadirkan nilai dan hikmah yang dapat dipetik. Ayah percaya dengan sudut pandang demikian. Hanya saja pada akhirnya ayah harus semakin percaya kalau teman sejati yang dapat dipercaya hanyalah diri sendiri dan Tuhan. 

Seandainya kejadian seperti yang ayah alami terjadi pada kalian juga di masa depan, untuk itulah ayah selalu berpesan jagalah Shalat kalian di awal waktu. Karena tidak ada pedoman dan pegangan terbaik selain pada Tuhan kita. 

Hidup bisa membuat kita bahagia sedemikian sangat, ataupun di lain waktu membanting kita terjal sedemikian luka, namun percayalah tidak ada membuat kita mendapatkan atau kehilangan semuanya hingga lupa diri sepanjang masih percaya Tuhan masih bersama kita di sepanjang jalan, terlepas senang, sedih, tawa, marah, ataupun kecewa. 

Ok, itu saja dulu kali ini. Ayah mesti lanjut kerja dulu, manajemen minta ayah presentasi konsep buat bisa lanjut kerja di tempat sekarang. Doakan ayah bisa lulus presentasi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 372: RASA MALU DIKALAHKAN OLEH RASA BUTUH

CHAPTER 344: NELANGSA, BERSYUKUR, JALANI, HADAPI!

CHAPTER 183: PENGALAMAN LARI PERTAMA KALI DI ATAS DUA JAM