CHAPTER 383: TIDAK SEMUA PANDANGAN MORAL BAIK DIKONSUMSI

Saat menulis catatan ini, Rabu 23 Juli 2025, semakin banyak penjaja kalimat-kalimat moralis dan motivasi di sosial media. Andai berhadapan dengan filter rendah, semuanya bisa jadi agitasi yang menyesatkan demi kepentingan bisnis pembuatnya semata.

Semisal ada sebuah postingan moral di sosial media yang mengatakan kalau banyak pasangan bercerai karena tidak punya visi masa depan, karena tidak punya perencanaan keuangan untuk masa depan. 

Sekilas terkesan benar, tapi filter di diri ayah langsung berontak, karena premisnya gak sesederhana itu dalam kehidupan nyata. Semisal hubungan ayah dengan bunda yang sudah memasuki usia 18 tahun di tanggal 21 Juli 2025 lalu. Relasi kami sedari awal menurut ayah sudah autopilot. Ayah percaya Tuhan-lah yang langsung membimbing dan memberkahi hubungan kami. Memberi kami rezeki untuk membesarkan kalian, menguji kami juga di waktu yang lain dengan situasi pelik dan terasa amat berat untuk dilalui, mungkin untuk membuat kami masing-masing jadi pribadi yang lebih kuat, tabah, dan ikhlas. Sekaligus menguji kekuatan relasi kami sebagai dua manusia dewasa atau setidaknya coba lebih dewasa dari waktu ke waktu. 

Sebagai suami dan ayah empat orang anak, jujur ayah gak pernah punya visi ke depan. Setiap momen hanya berusaha ayah jalani sebaik-baiknya. Kalau ditanya berapa kali ayah jatuh, bahkan terjungkal, jujur juga ayah gak punya jawaban pasti. Meringis, bahkan menangis luruh pernah ayah lalui. 

Nah, kembali ke petikan-petikan konten moralis seperti di atas, tidak semua pantas dan layak untuk dikonsumsi. Beberapa yang baik ayah jadikan referensi, yang cocok ayah jadikan sebagai bekal baru pelajaran hidup ke depan, yang kurang cocok seperti termasuk dari pemuka religi sekalipun ayah skip.

Hingga di titik ini, setiap hari ayah masih terus berusaha agar api atau suluh di diri ayah tetap menyala, agar semangat jalani hidup tetap ada. Meski mungkin gak lagi besar seperti di masa muda, dan sudah sangat mengerem diri menguras energi untuk merespon banyak hal. Ayah sudah sampai ke pemahaman jika harus bisa membuat skala prioritas untuk disikapi dan direspon, untuk lebih efisien dalam penggunaan energi di dalam diri. Secara value bisa jadi setiap tindakan ayah saat ini bisa jadi kecil atau sedang, tapi setidaknya ayah masih berusaha terus maju dan bersemangat jalani hidup, jalani peran sebagai suami, dan ayah buat empat orang anak. 

Banyak kelemahan dan tentu masih jauh dari kesan baik, tapi sebisa mungkin ayah bilang ke diri sendiri untuk terus berusaha jalani sebaik-baiknya untuk kedua peran itu.

-

Pejaten, 23 Juli 2025

11:47 WIB

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 384: PERAYAAN 18 TAHUN PERNIKAHAN

CHAPTER 172: TERIMA KASIH KURSI LAMA - SELAMAT DATANG KURSI BARU

CHAPTER 167: NGERAYAIN TAHUN BARU 2022 PADA NGAPAIN?