CHAPTER 366: APA YANG KAU HARAP DARI NEGERI INI?!
Sampai di sini, ayah berpikir dalam beberapa hari terakhir di tengah isu gempita tagar Indonesia Gelap dan Kabur Aja Dulu.
Tahukah kamu kata lord luhut, jika di luar negeri kalian tidak akan bisa jadi warga kelas 1, tapi di Indonesia kalian bisa. Seolah si lord lupa atau pura-pura lupa jika 68% tanah di negeri ini hanya dikuasai oleh 1% kelompok pengusaha, atau hanya 1% penduduk negeri ini yang punya tabungan di atas 100 juta rupiah dan hanya 0,1% penduduk negeri ini yang punya tabungan di atas 1 miliar rupiah.
Ya, apa yang ayah sampaikan ini berdasarkan data di internet pada saat tulisan ini dibuat 22 Februari 2025. Datanya sih memang tidak bisa disebut real time atau terkini, tapi paling back date 1 - 2 tahun terakhir alias 2023 hingga 2024.
Menurut KOL Irwan Prasetiyo, untuk jadi warga kelas 1 di negeri yang sering disebut sebagai konoha di jagat maya saat ini butuh dana 1 miliar rupiah, sementara untuk jadi warga kelas 1 di Amerika Serikat setidaknya kau butuh 71 miliar rupiah. Alasannya, karena rata-rata tingkat penghasilan di negeri ini masih rendah.
Ya, banyak banget keserakahan dan ketidakpedulian di negeri ini. Orang-orang pinter kayak bu menkeu menurut ayah hanya seperti pendongeng, kalaupun riil kebijakannya harus menyenangkan di level atas. Toh dia gak pernah bisa punya mekanisme kontrol ketika distribusi bantuan disalurkan ke masyarakat-masyarakat bawah, ataupun dia gak punya mekanisme punishment dan efek jera ketika anak buahnya menggarong duit rakyat, apalagi alih-alih punya sistem atau skema agak kebocoran anggaran seperti itu gak terulang lagi.
Tapi sudahlah, ayah juga pada akhirnya harus mengakui tidak terlalu mengerti, hanya sekadar berucap seperti yang ayah tahu. Bisa jadi ayah salah dan keliru, namun itulah pendapat ayah saat ini.
Hal yang paling bikin ironis salah satunya saat ini buat ayah, ketika membaca ada seorang buruh namanya Tri Cahya Ningsih asal Boyolali peraih nilai tertinggi CPNS Kemenkumham Jateng 2024 harus mengubur mimpinya jadi CPNS hanya karena tinggi badannya kurang 0,5 cm.
Alamak, betapa bodohnya yang buat peraturan dan ketentuan itu. Soal tinggi badan itu genetik dan bisa dibilang suratan takdir Tuhan. Sementara solusi kebangsaan sangat kecil irisannya dari urusan tinggi. Tapi ya, akhirnya ayah teringat kembali sesaat kemudian, kita ini tinggal di negeri yang pemerintahnya carut marut sejak lama.
Sempat ayah kagum pada seorang presiden begeng negeri ini, ayah sempat berpikir dialah presiden terbaik sepanjang jalannya negeri ini. Sampai saat ini sih ayah belum menarik kesimpulan itu, tapi jujur rasa kekaguman ayah sudah tergerus banyak, mungkin tersisa 35 - 45%.
Ya, apa yang kalian harapkan pada negeri ini?! Kalau kalian merasa kuat, tinggallah di negeri ini dan melawan, perjuangkan nasib kalian untuk dapat mandiri. Tapi kalau kalian merasa tidak cukup kuat, mending memang ke luar negeri saja. Jangan ke tanah arab, mending ke amrik. Tapi kalau ayah bilang sih gak usah jauh-jauh, ke aussie atau jepang saja. Kalau mau agak jauhan, ya sudah ke eropa saja, di eropa barat sih kalau bisa. Katanya di swiss oke penghasilannya.
Ayah percaya dengan premis jika di waktu ke depan tantangan hidup akan lebih berat, karena populasi manusia makin banyak, dan tantangannya pun makin pelik. Kalau boleh berharap sih ayah ingin menemani kalian di sepanjang jalan, memberikan bantuan kapan pun kalian butuh dan ayah mampu, tapi itu kan tidak mungkin. Ayah juga cuma manusia biasa, yang terikat pada limitasi waktu. Hal yang bisa ayah lakukan memaksimalkan waktu dan kesempatan yang ada untuk mendukung setiap derap langkah kalian, selebihnya yah paling doa agar kalian baik-baik saja di perjalanan kalian. Jaga diri, dan tetaplah Sholat di awal waktu. Mengajilah juga dan baca artinya, karena sebaik-baiknya manusia menurut ayah adalah menjalankan perintah wajib agamanya, dan turun-temurun kita adalah umat Islam.
Itu saja dulu, kali lain ayah akan menulis lagi untuk kalian.
-
Bogor, 22 Februari 2025
Komentar
Posting Komentar