CHAPTER 368: CATATAN DI AWAL RAMADHAN TAHUN 2025

Hari ini Sabtu 1 Maret 2025 merupakan hari pertama Ramadhan di tahun ini, nak. Banyak gejolak yang terjadi di negeri ini, termasuk dua badai besar soal korupsi dan PHK.

Korupsi Pertamina senilai lebih dari Rp 1 kuadriliun yang terkuak di akhir Februari 2025 kabarnya menjadi korupsi dengan nilai terbesar sejarah republik ini. Diperburuk lagi dengan kabar nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat saat ini kabarnya jadi yang terburuk sepanjang sejarah juga, Rp 16.575/US$. 

Kabar buruk belum lagi usai sampai di situ untuk negeri ini, karena badai PHK masih berlanjut. Sritex yang merupakan salah satu perusahaan tekstil terbesar di negeri ini juga telah mengumumkan tutup per 1 Maret 2025 ini, dan ada lebih dari 10 ribu karyawan yang jadi korban PHK di sana. Belum berhenti sampai di situ soal PHK, karena saat ini juga dari info pemberitaan media online ada 5 lima pabrik di wilayah Jawa Barat saja dan lebih dari 3.200 karyawan dirumahkan. 

Tapi soal ketangguhan rakyat negeri ini sudah pernah ayah ceritakan di tulisan sebelumnya punya sejarah panjang sejak lama. Sudah berapa kali ganti pemimpin nomor satu di negeri ini, rakyat negeri ini jadi instrumen objek pasif dan tidak terhitung. Nanti, kalau sudah terjadi gemuruh di antero negeri, baru para cecunguk di kursi-kursi mewah pemerintahan ketar-ketir lalu gagap coba mengakomodasi tuntutan rakyat. 

ya, di negeri dengan konsep pembangunan seperti menyusul kepingan puzzle sesuai interest subjektif setiap era pemimpinnya, soal korupsi dan PHK sudah seperti menu sehari-hari masyarakat negeri ini. 

Sebuah artikel di salah satu media online ekonomi terbesar yang ditulis seorang kawan ayah pada Jumat 28 Februari 2025, dikatakannya negeri ini tengah mengalami situasi deindustriliasasi dan kinerja manufakturnya sudah kalah dibanding Malaysia, Thailand, dan bahkan Vietnam, sehingga proses penerimaan tenaga kerja di ketiga negara tersebut cenderung jauh lebih sehat dibanding negeri ini. 

Kalian tahu apa yang menurut ayah telah hilang secara krusial di negeri ini, yaitu soal empati atau kemampuan diri kita untuk coba sebaik-sebaiknya merasa dan merasakan situasi serta gejolak yang orang lain rasakan, khususnya dari kalangan yang ada di bawah dasar kesulitan serta problematika hidup di negeri ini. 

Mau lihat salah satu contohnya? Simaklah pernyataan lord luhut yang telah mengusulkan pada presiden terpilih untuk menghapus BBM bersubsidi mulai tahun 2027. Kenapa ayah sebut demikian kalau si opung telah semakin kehilangan rasa empati? Karena di saat yang kurang lebih bersamaan telah terungkap super mega korupsi di Pertamina, termasuk perihal oplosan Pertamax jadi Pertalite atau Pertalite adalah Pertamax yang tidak antri. 

Jangan bosan dulu membaca atau jenuh membaca sampai sini, karena sebuah hal lucu sebenarnya ayah ingin ceritakan. Tidak semua pembeli Pertamax itu gak ngantri, di beberapa SPBU jalur Pertamax dan Pertalite itu di satu line jadi mereka harus tetap harus antri bersama dengan pembeli Pertalite. 

Persoalan berat yang tengah terjadi di negeri saat tulisan ini dibuat sebaiknya berhenti sampai di sini. Mari lanjutkan dengan harapan, supaya hidup tidak sekadar keluh kesah. Tidak mudah memang mencari solusi di tengah kondisi yang jauh dari ideal. Dan tidak perlu paksakan diri kalian untuk menemukan jawaban dari setiap persoalan. 

Sudah berapa kali ayah simak dari berbagai sumber jika solusi tidak harus oleh diri kita, seringkali solusi ditentukan oleh waktu dan situasi. Di sini ayah tentu saja tetap percaya pada Allah SWT yang menentukan solusi terbaik bagi kita masing-masing. 

Hal yang perlu dilakukan adalah tetap mengoptimalkan setiap momen yang kita miliki untuk melakukan yang terbaik, biar gak sia-sia momen anugerah waktu yang dimiliki. Tetaplah berjalan, terus asah kepekaan, dan berkembang. Jangan pernah berhenti mengembangkan kemampuan diri dan beradaptasi, supaya kalian bisa bertahan dengan sebaik-baiknya hingga di setiap penghujung waktu kalian masing-masing. 

Sebagai penutup, soal kemampuan berkembang dan beradaptasi dibutuhkan untuk bertahan, tanpa harus jadi orang lain atau teralienasi dari karakter dasar kalian masing-masing tentu. Waktu tulisan ini dibuat, beberapa hari lalu ayah menyimak informasi bagaimana kecerdasan buatan atau AI serta robot semakin menggerus fungsi manusia. Di China sudah ada pabrik yang dapat bekerja non-stop dalam gelap, lebih efisien karena dapat  memangkas biaya produksi dan menghasilkan output lebih banyak serta lebih berkualitas pula. Di lain media, ayah menyimak informasi DBS sebuah perusahaan keuangan asal Singapura juga akan melakukan PHK pada 4.000 karyawannnya hingga 3 tahun mendatang dan menggantinya dengan AI. 

Seperti ayah bilang di atas, hal kayak begini jangan terlalu dirisaukan. Tetaplah terus berjalan dan berkembang, tetap jadi orang baik, karena sebaik-baiknya keputusan hidup bagi setiap manusia ada Allah SWT yang dapat mewujudkan keajaiban serta merta. Dalam banyak hal, ayah telah mengalaminya. 

Tetaplah Shalat di awal waktu, berbagilah jika ada lebih pada yang kekurangan, dan bacalah Al-Qur'an dengan artinya setiap hari meski hanya selembar. 

Itu saja dulu, semoga bermanfaat. 

-

Bogor, 1 Maret 2025.     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CHAPTER 372: RASA MALU DIKALAHKAN OLEH RASA BUTUH

CHAPTER 183: PENGALAMAN LARI PERTAMA KALI DI ATAS DUA JAM

CHAPTER 344: NELANGSA, BERSYUKUR, JALANI, HADAPI!